Kisah Warony, Memanfaatkan Bambu Jadi Kerajinan Bernilai Tinggi
25 Januari, 2022
Kabupaten Magetan sudah terkenal dengan kerajinan bambunya. Seperti produksi caping dan wadah tempat buah atau jajanan. Kini muncul lagi kerajinan tangan dalam bentuk pembuatan miniatur bangunan. Adalah Warony, warga dusun Sangeng , desa Pacalan. Plaosan. Kreatifitasnya ia mulai sejak 5 bulan belakangan ini.” Ini mulainya yaa sekitar lima bulanan ini mas”, kata Warony. Ide pembuatannya, karena banyak bambu di sekitar rumahnya. Baik bambu yang masih utuh maupun yang sudah potongan. Tak ingin terlihat hanya menumpuk, lantas ia mulai memanfaatkannya.“Dirumah kan banyak bambu,ya daripada numpuk begitu saja, saya coba coba buat miniatur bangunan, gitu”, terangnya.Ia mengaku tidak memiliki keahlian khusus soal pendidikan teknik sipil. Atau teknik rancang bangun. Pekerjaannya sebagai tukang kayu selama ini, diakuinya banyak memberi ilmu “teknik rancang bangun” ini.“Kalau ilmu seperti itu ga punya mas. Ya mengalir saja. Kebetulan kan sehari hari nukang kayu”, jelas Warony.Miniatur yang sudah dibuat antara lain menara Eifel, rumah gadang, kap lampu gantungan dan lampu tempel. Berbahan bambu, triplek untuk alasnya dan lem merk tertentu. Satu miniatur ia selesaikan antara 3 sampai 7 hari. Tergantung tingkat kesulitannya.“Kalau bentuknya biasa, ya tiga sampai lima hari selesai. Tapi kalau rumit bisa sampai tujuh hari”, jelasnya.Satu miniatur bentuk biasa ia banderol 250 sampai 500 ribu. Kalau bentuknya rumit, bisa diatas 1 juta, tambahnya.Mengenai pemasaran, ia mengaku baru dari teman ke teman. Baik ktemu langsung maupun pesan lewat HP. Belum kepikiran dipasarkan melalui digital marketing.“Masih lewat teman teman saja mas. Belum berani mengarah kesitu”, ungkap Warony.Seperti saat ini, ia sedang menyelesaikan miniatur pintu gerbang tiket Sarangan. Pesanan teman dari Jakarta.“Ini lagi nggarap pintu tiket Sarangan. Pesanan dari Jakarta mas”, ujarnya.(Diskominfo/kontrib:rif/fa2/IKP1)Share this:TwitterFacebook