FKH UNAIR Bersama AFKHI dan IARMCP Gelar Pelatihan Tenaga Kesehatan Hewan di Magetan
29 Januari, 2024
FKH UNAIR Bersama AFKHI dan IARMCP Gelar Pelatihan Tenaga Kesehatan Hewan di Magetan
Indonesia Australia Red Meat and Cattle Partnership (IARMCP), bersama Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, menggelar pelatihan tenaga kesehatan hewan di Hotel Bukit Bintang Magetan, Pada tanggal 29 Januari – 1 Februari 2024.
Sebanyak 30 dokter hewan dari Jawa Timur mengikuti pelatihan ini, bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga medik veteriner garis depan, bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Magetan yang turut mendukung keberhasilan acara ini.
Pelatihan, yang dihadiri oleh para tokoh veteriner seperti Prof. drh. Teguh Budipitojo dan Prof. Dr. Mirni Lamid, dirancang untuk memperkuat pengetahuan dan keterampilan dalam investigasi serta mitigasi wabah penyakit di sektor peternakan sapi.
Ketua AFKHI, Prof. Teguh Budipitojo, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya kontribusi nyata pada bidang kesehatan hewan.
“Kami berharap terbentuk jejaring petugas tenaga kesehatan hewan di Indonesia yang mampu mendeteksi dan merespon ancaman wabah di masa depan,” ungkapnya.
Dalam keterangannya, Dekan FKH UNAIR Prof. Dr. Mirni Lamid menyoroti pentingnya pelatihan bagi dokter hewan di tengah maraknya wabah penyakit ternak. “Hewan di Indonesia merupakan sumber protein hewani dan salah satu ketahanan pangan,” katanya.
Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan hewan, khususnya pada sapi, diharapkan mampu mendukung peternak lokal. “Memberikan kesehatan hewan secara optimal dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi impor luar negeri,” tambah Prof. Mirni.
Kepala Disnakkan Magetan, dr. Nur Haryani, mengapresiasi pelatihan ini sebagai langkah penting dalam peningkatan kompetensi para petugas kesehatan hewan.
“Mereka adalah garda terdepan pelayanan kita. Dengan peningkatan kompetensi, mereka dapat lebih efektif menghadapi wabah penyakit yang mungkin muncul,” ujar dr. Nur Haryani.
Pelatihan yang berfokus pada pretest, materi teori dan praktek lapangan, serta postest di hari terakhir, diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam memastikan kesehatan hewan dan ketahanan pangan di wilayah tersebut.(Diskominfo / kontrib. G.lih / fa2 / IKP1)
Share this:TwitterFacebook