Cerita Suginem, Pedagang Tertua di Pasar Sayur Magetan Soal Jual Gula dengan Bungkus Daun dan Wabah Kutu

19 Agustus, 2022
Cerita Suginem, Pedagang Tertua di Pasar Sayur Magetan Soal Jual Gula dengan Bungkus Daun dan Wabah Kutu.Suginem (84) adalah seorang pedagang empon-empon di Pasar Sayur Kabupaten Magetan yang tercatat sebagai pedagang tertua. Dia mengaku sudah berdagang empon-empon  sejak tahun 1945, saat usianya 7 tahun.Saat itu dia membantu ibunya yang berjualan empon-empon di Pasar Baru Magetan. Suginem mengaku mengalami sulitnya berdagang  di masa awal kemerdekaan  dengan berjualan empon-empon seadanya dan berjualan gula yang dibungkus dengan daun jati. “Kalau bantu ibu sejak kecil, dagang pertama itu jualan empon-empon sedikit, cabai sekilo, jual gula masih dibungkus pakai daun jati. Daunya dibuat contong,” ujarnya.Pada jaman penjajahan Jepang Suginem mengaku masyarakat mengalami wabah kutu yang hebat. Saking hebatnya wabah kutu, lipatan dinding rumahnya yang terbuat dari anyaman bambu penuh kutu. Ganasnya wabah kutu bahkan membuat pakaian yang dikenakan saat tidur penuh dengan kutu pada pagi harinya.Untuk membunuh kutu-kutu tersebut baju harus direbus. “Di dinding itu penuh kutu. Jadi kita tidur pas bangun paginya baju kita penuh dengan kutu. Kain tapih itu sama baju harus direbus dulu untuk membunuh kumannya,” imbuhnya.Suginem mengaku mengalami masa saat penjajah Belanda melakukan agresi ke II pada tahun 1948. Dia bersama orang tuanya terpaksa mengungsi ke Desa Taji dan Desa Randu Songo untuk mencari aman.Selama 2 tahun dia membantu orang tuanya berjualan soto keliling di pengungsian. Pada saat itu Belanda melarang warga menyantap makanan yang bergizi dengan melarang warga berjualan telor ayam.“Setiap pulang itu bawa beras dan Kalau ketemu Belanda pedagang itu digeledah, dilarang membawa telur ayam,” katanya.Suginem mengaku pindah berjualan dari Pasar Baru ke Pasar Sayur Magetan pada tahun 1975. Pada saat itu ada renovasi bangunan pasar. Suginem berjualan empon-empon yang dibeli dari warga di Pasar Sayur Magetan. “Tahun 1975 itu mulai jualan di Pasar Sayur sini, dulu di Pasar Baru. Kalau dulu subuh itu ambil empon-empon dari warga di pasar sayur luar, saya bawa ke dalam untuk dijual kepada pedagang dari Madiun, Ngawi yang ambil dagangan disini,” ucapnya.Suginem mengaku bersyukur hingga kemerdekaan RI ke- 77 tahun dirinya masih diberi kesehatan untuk terus berjualan di pasar sayur Magetan. Di Hari Peringatan Kemerdekaan RI ke- 77 Suginem ikut mengikuti upacara bendera yang dilaksankan di area pasar Sayur Magetan. “ Kalau sekarang saya berangkat ke pasar jam setengah tujuh. Alhamdulillah masih diberi kesehatan sampai saat ini,” pungkasnya.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1)Share this:TwitterFacebook

Berita


KENAL PISAH KAPOLRES MAGETAN

17 April, 2025

Sobatkom… Kapolres Magetan kini resmi dipimpin AKBP Raden Erik Bangun Prakasa dari Bidpropam...

Selepas Lebaran Satgas “Burung Hantu” Nguntoronadi Kembali Beraksi

16 April, 2025

Wujudkan Layanan Sosial yang Inklusif dan Humanis, setelah libur Idul Fitri 1446 H, “Satgas...

Festival Pamelo Magetan 2025, Buah Khas Andalan Bumi Mageti

15 April, 2025

Festival Pamelo Magetan merupakan acara tahunan yang menampilkan jeruk pamelo, produk unggulan...

Tergabung dalam Grup F Perbasi Kabupaten Magetan Ikuti Pra – PORPROV IX Jawa Timur Tahun 2025

15 April, 2025

SobatKom Ketua Umum PERBASI Magetan periode 2024 – 2028 Cahaya Wijaya, S.STP., M.Si...

RAKOR INFLASI BERSAMA K/L DAN KEPALA DAERAH SE-INDONESIA DIRANGKAIKAN DENGAN SOSIALISASI PENYELENGGARAAN SEKOLAH UNGGULAN GARUDA

14 April, 2025

Rakor inflasi kembali digelar seusai libur lebaran, pada minggu ketiga April 2025, Senin...