Batik Sukawijaya, Batik Asal Desa Sukowidi yang Sarat Akan Makna
21 Oktober, 2022
Batik Sukawijaya, Batik Asal Desa Sukowidi yang Sarat Akan MaknaBerkunjung ke salah satu Desa yang terletak di bagian Timur Laut Kabupaten Magetan, SobatKom akan menjumpai sebuah hasil cipta karya manusia berupa kain bermotif yang diberi nama Batik Sukawijaya. Sebuah batik yang diciptakan dengan motif khas potensi daerah setempat.Bukan sekadar batik untuk menambah khazanah perbatikan di Kabupaten Magetan, Batik Sukawijaya ini juga sarat akan makna. Diambil dari kata ‘Suka’ yang berarti senang dan ‘Wijaya’ yang berarti kejayaan, batik Sukowijaya memiliki siratan makan ‘senang akan kejayaan’.Tak hanya itu, Istiqomah Direktur Bumdes Sentosa Abadi Desa Sukowidi menjelaskan ‘Sukawijaya’ itu juga diambil dari potensi Desa Sukowidi. “ Sukowi itu batik dari Sukowidi, ‘Ja’ nya itu kecamatan Kartoharjo, ‘Yo’ nya dengan motif bunga Wijaya Kusumam” terangnya kepada Diskominfo Magtean dalam berbagai kesempatan.Lebih lanjut Istiqomah menambahkan, penambahan bunga Wijaya Kusuma pada motif batik tersebut karena memang bunga tersebut merupakan potensi yang ada di Desa Sukowidi. Bunga tersebut di tanam di rumah setiap warga.Selain bunga Wijaya Kusuma ada pula motif bambu dan siput pada batik tersebut. “Terus bunga Wijaya Kusuma itu tidak berdiri sendiri. Kita kasih bambu atau ‘pring’, karena itu merupakan ciri khas batik Kabupaten Magetan. Jadi, kita nggak ninggal pringnya. Itu dapat diartikan kalau pring itu bisa diambil dari kata Jawanya “pring” itu peringatan. Kejayaannya itu disandarkan pada pring, pada peringatan-peringatan, maksudnya kejayaan itu kita ambil melalui proses yang mentaati aturan, peringatan-peringatan, Insyaallah kejayaan kit a itu akan barokah dan bermanfaat,” jelas Istiqomah.Sedang untuk motif siput pada Batik Sukawijaya, motif tersebut ditambahkan karena sentra siput yang telah berdiri lama di Desa Sukowidi, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan. Bukan hanya sebagai simbol, siput tersebut juga ada maknanya.“Terus kalau kita telaah itu artinya siput yaitu “isinya muput”, “isinya penuh”. Nah, itu kan biasanya dia berjalan lambat, punya rumah sendiri, karena udah penuh ya, jadi itu mungkin sebagai filosofi kalau kita itu punya rumah sendiri bisa melindungi diri sendiri dari marabahaya itu mungkin Insyaallah kita akan Berjaya,” pungkas Istiqomah.“Jadi secara keseluruhan batik Sukawijaya ini adalah batik yang Insyaallah menjadi Do’a. Do’a bagi pemakainya, do’a bagi yang menggunakan dan do’a bagi pengrajinnya,” lanjut Istiqomah.Mulai diproduksi pada tahun 2019, kini Batik Sukawijaya telah terjual di berbagai wilayah yang ada di Indonesia. Beberpa wilayah tersebut di antaranya adalah Malang, Surabaya, dan Semarang. Bahkan, batik ini juga telah terjual ke luar Negeri yakni Hongkong.Terus dikembangkan oleh para pengrajin, Batik Sukawijaya ini juga sudah memiliki 10 motif lebih. Dari hasil penjualan batik yang perlembarnya dihargai mulai dari Rp 165.000 – Rp. 250.000 (kain sutera), Batik ini juga turut membantu peningkatan perekonomian masyarakat desa setempat.(Diskominfo: nin / fa2 / IKP1)Share this:TwitterFacebook