Hujan Tak Redakan Semangat Peserta Parade Surya Senja
17 Februari, 2023
Hujan Tak Redakan Semangat Peserta Parade Surya SenjaLagu Maju Tak Gentar terdengar mengalun lantang, disela deras hujan yang kali ini turun di Alun-alun Magetan. Lagu dari drum band dadi SMPN 1 Nguntoronadi menghangatkan kembali semangat adik-adik peserta Parade Surya Senja yang sejak dari pagi sudah mempersiapkan acara ini. Jum’at, (17/2/2023)Ada beberapa tampilan menarik yang kali ini digelar, seperti Tari Kolosal eksotisme Petirtan Dewi Sri dari SMPN 1 Nguntoronadi, yang mengambil konsep kearifan lokal desa simbatan yaitu Petirtaan Dewi Sri, Sebagai lambang kemakmuran Dewi Sri, begitu pula petirtaannya sebagai sumber mata air yang sampai saat ini masih dilergunakan oleh masyarakat simbatan. Yang menarik dari tampilan ini, kostum batik yang mereka pergunakan adalah hasil karya siswa,Tak mau ketinggalan, SMP IT Al Uswah, menampilkan Tari Pesona Indonesia, Dalam tari ini digambarkan keindahan Indonesia, dengan mengambil lakon utama ganongan, penari membentuk formasi lima yag melambangkan lima sila Pancasila sebagai falsafah bangsa, keanekaragaman Indonesia yang tercakup dalam Bhineka Tunggal Ika juga digambarkan dalam tampilan dari SMP ini, dan diakhir tari para siswa menutup dengan keluarnya Bendera Merah Putih dalam ukuran besar yang diiringi tari Kecak dari Bali.Sedikit berbeda dengan tampilan sebelumnya, Tim Kesenian dari SMK Islam Daud Kholifatullah menampilkan , Tari Kolosal Jendral Sudirman. Tari teatrikal yang menceritakan perjalanan pejuangan Jendral Sudirman di tahun 1948, dimana saat itu terjadi Agresi Militer Belanda II. Saat Jogja dikuasai oleh Belanda, Presiden dan Wakil Presiden serta pejabat negara ditangkap oleh Belanda, Jenderal Sudirman kemudian memulai perjuangan perang gerilnyanya. Cerita sejarah penuh makna ini digambarkan dengan apik oleh siswa-siswa SMK Daud Kholifatullah, dimana disela-sela pentas teatrikalnya diselipi pesan-pesan kepahlawanan dari Jendarl Sudirman.Beda lagi dengan MIN 9 Magetan, dengan tampilan Tari Dolanan dan Wonderland, memakai baju kuning berbalut bawahan merah dan mahkkota emas adik-adik siswa madrasah Ibtidaiyah ini menebarkan keceriaan khas dunia anak lewat permainan tradisonal anak yang ditarikan, dalam tampilannya MIN 9 Magetan juga menggambarkan keragaman suku agama ras dan agama, yang tergabung dalam Bhineka Tunggal Ika, dipadukan dengan gerak tari yang secara riang menarikan tari jamuran dan sluku-sluku bathok. Ditampilkannya tari ini dimaksud untuk memperkenalkan kembali tradisional anak seperti jamuran dan sluku-sluku bathok dan untuk melestarikan budaya nusantara.Dipungkasan tampilan ada tampilan Teatrikal Energi Of Ar Rohmah dari Yayasan Ar Rohmah, Pondok Pesantren yang melingkupi MTs dan SMK ini menampilkan isu lingkungan hidup yang menjadi tanggung jawab kita bersama, dimana ditengah pertunjukan terdapat pembacaan puisi “ Membaca Tanda-tanda” karya sastrawan Taufik Ismail, kepedulian akan alam inilah yang menyatukan berbagai macam suku, agama dan ras dan antar golongan menjadi satu kesatuan nusantara, dalam kebhinekaan Bersatu padu memciptakan alam yang sehat untuk mencetak generasi yang berwawasan global, unggul dan cemerlang.(Diskominfo / fa2 / IKP1)Share this:TwitterFacebook