Renyahnya Bawang Merah Kemas Dari Desa Turi, Inovasi Dari Bawang Merah Yang Tak Masuk Pasar Sayur
19 Februari, 2023
Renyahnya Bawang Merah Kemas Dari Desa Turi, Inovasi Dari Bawang Merah Yang Tak Masuk Pasar Sayur.Memanfaatkan bawang merah yang tak masuk grade dipasaran, Kelompok Tani Turi Rahayu Desa Turi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan berhasil meraup cuan dengan mengemas menjadi bawang goreng kemas. Ketua Kelompok Tani Turi Rahayu Desa Turi Kriswanto mengatakan, meski bukan sebagai wilayah produsen bawang merah, namun banyaknya pedagang bawang merah untuk didistribusikan ke kota lain membuat stok bawang merah afkir karena ukuranya kecil menjadi melimpah didesanya. “ Awalnya masyarakat sekitar memanfatakan bawang merah yang ukurannya tidak masuk untuk penjualan di pasar diolah menjadi bawang goreng. Ternyata peluang pasarnya bagus,” ujarnya ditemui di bangsal tempat pegolahan bawang goreng.Kriswanto menambahkan, untuk lebih memaksimalkan potensi produk bawang goreng kemasan, kelompok tani yang dipimpinnya pada akhir tahun 2022 kemarin mendapat bantuan peralatan pengolahan bawang goreng dari Kementrian Pertanian. Dengan peralatan tersebut kelompok tani di desanya bisa memaksimalkan pra produksi hingga pasca produksi bawang goreng dengan peralatan kemas yang lebih menarik dan higienis. Sekitar 10 warga pengrajin bawang goreng di Desa Turi dirangkul untuk lebih memaksimalkan produk bawang goreng kemas agar mampu bersaing di supermarket untuk membidik pangsa pasar lebih baik. “ Ini dari proses mengupas bawang kemudian merajang hingga menggoreng kita telah menggunakan peralatan bantuan dari Kementrian Pertanian. Bahkan untuk pengemasan kita berusaha memperbaiki desain sehingga kedepan akan masuk di kelas supermarket,” imbuhnya.Jika sebelumnya para pengrajin bawang goreng di Desa Turi menjual dalam bentuk curah dimana 1 kg bawang goreng dijual dengan harga Rp 100.000 maka dengan peningkatan kualitas proses produksi dan packaging untuk penjualan dipastikan nilai jual bawang goreng kemas dari Desa Turi akan mengalami kenaikan. “ Kalau dulu pangsa pasarnya hanya sebatas dititipkan kepada etek keliling dengan kemasan seadanya, sekarang dengan kemasan yang bagus bisa menjual ke minimarket maupun ke supermarket. Untuk satu kemasan dengan berat 250 gram biasanya kita menjual dengan harga Rp 30.000. Dengan kemasan yang bagus pemasaran bisa menjangkau luar kota karena bisa tahan lama kerenyahannya,” ucapnya.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1)Share this:TwitterFacebook