Batik Ciprat Disabilitas Gebyok dan Sosok Dibaliknya

4 Juni, 2022
Batik Ciprat Disabilitas Gebyok dan Sosok Dibaliknya“Mereka anak-anak istimewa dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka tapi kita bisa membaur seperti keluarga kita sendiri, kita akan merasa puas dan senang ketika hasil karya mereka dihargai banyak orang. Itu suatu kebanggaan bagi kami para pendamping,” ungkap Ari Dwi Pramiantoro salah seorang pendamping Disabilitas di Magetan.Berawal dari profesinya sebagai seorang terapis anak berkebutuhan khusus, Ari membulatkan tekatnya untuk mendirikan sebuah komunitas Disabilitas di desanya, yakni Desa Gebyog Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Magetan.Kali pertama menjadi pendamping komunitas disabilitas, hanya ada dua orang yang mau didampinginya. Kedua orang tersebut dibina dan dibekali keterampilan membuat keset dan batik.Ari memilih mengajari mereka membuat batik dengan motif ciprat. Hal itu karena secara teknik batik ciprat tidak memerlukan motif khusus layaknya yang harus dilakukan pada batik tulis.“Secara teknik batik ciprat tanpa memerlukan motif desain khusus seperti batik tulis, dan dengan hanya menyiprat-nyipratkan lilin cair panas di kain mereka sudah bisa terbentuk motif batik Ciprat,” tuturnya pada saat diwawancarai Diskominfo Magetan, Senin (30/05).Dari yang awalnya tidak mengenal sama sekali apa itu teknik membatik, memegang peralatan pun juga kaku, kini batik ciprat hasil karya komunitas disabilitas yang didampingi Ari dan teman-temannya telah menjadi sumber penghasilan tersendiri.Bahkan batik-batik tersebut telah terjual sampai ke luar wilayah Magetan, mulai dari Probolinggo, Ibukota Jakarta sampaj ke luar Pulau Jawa. Batik ciprat disabilitas Gebyog dipasarkan dengan cara konvensional dan modern, yakni melalui media sosial dan market place.Ari dan empat orang temannya masih terus mendampingi aktivitas pemasaran kain batik tersebut. Ke depannya disabilitas rungu wicara akan diajarkan terkait pemasaran berbasis media sosial. Itu dilakukan karena beberapa di antara mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan media sosial. Sampai saat ini ada sekitar 20 orang disabilitas dengan rentang usia 16 sampai dengan 30 tahun yang tergabung dalam komunitas disabilitas di Desa Gebyog.(Diskominfo/pb.nin/dok.rism/fa2/IKP1)Share this:TwitterFacebook

Berita


BUPATI MAGETAN TERIMA KUNJUNGAN KERJA MENTERI KEBUDAYAAN RI

12 Agustus, 2025

Usai menghadiri pemasangan panel kepala merak di monumen reog Ponorogo, menteri kebudayaan Dr....

Perintis Kemerdekaan, Tokoh Penting Dibalik Merdekanya Bangsa Indonesia

12 Agustus, 2025

Jatuh bangun bahkan kehilangan nyawa telah mereka pertaruhkan demi memerdekakan Bangsa Indonesia...

Para Perintis Kemerdekaan Patut Diteladani Perjuangannya Demi NKRI

12 Agustus, 2025

Para perintis kemerdekaan adalah mereka yang berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia sebelum...

Bupati Magetan Hadiri Pemasangan Panel Kepala Merak Monumen Reog Ponorogo

11 Agustus, 2025

Hari ini, Senin (11/08) bertepatan dengan hari jadi ke – 529 tahun Kabupaten Ponorogo,...

Magetan Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi, Percepatan Pembangunan Pertumbuhan Ekonomi, Program 3 Juta Rumah dan Pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber secara Daring

11 Agustus, 2025

Pemerintah Kabupaten Magetan ikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang...