Bidik Potensi Kopi Liar di Gung Lawu, Pemuda Sukowidi Panen Kopi Luwak dan Kopi Bajing Seng

8 Mei, 2023
Bidik Potensi Kopi Liar di Gung Lawu, Pemuda Sukowidi Panen Kopi Luwak dan Kopi Bajing Seng. Sutoyo pemuda Desa Sukowidi, Panekan, bersama sejumlah anggota Karang Taruna Desa Sukowidi terlihat menyisir semak semak di kaki Gunung Lawu. Beberapa kali, mereka terlihat gembira mendapati gundukan biji kopi yang teronggok diantara semak belukar. ” Ya ini biji kopi yang paling terkenal, biji kopi luwak. Disini banyak sekali kita dapati,” ujarnya. Setiap hari Minggu, anggota Karang taruna Desa Sukowidi memang menyisir sejumlah bukit di kaki Gunung Lawu, mereka mengumpulkan gundukan biji kopi, yang dikeluarkan hewan luwak pasca mengalami vermentasi di perut hewan nokturnal tersebut. Berasal dari pohon-pohon kopi  berada di salah satu petak perhutani, yang saat ini produktifitasnya mulai menurun, karena kalah oleh ketinggian pohon keras yang ditanam perhutani. ” Kopi ini ditanam masyarakat yang saat itu melakukan penghijauan pasca kebakaran besar tahun 2012 lalu. Mereka menanam pohon diselanya ditanami kopi. Hasilnya bisa dipetik masyarakat yang ikut merawat hutan. Namun karena pohon inti yang ditanam sudah besar membuat pohon kopi ini produktifitasnya mulai menurun karena kalah tinggi,” imbuhnya. Karena habitat hewan luwak di lereng Gunung Lawu masih bagus, membuat tanaman kopi yang  ada di lahan dengan luasan sekitar 20 hektar tersebut, menjadi lokasi mencari makan luwak, saat buah kopi matang. Warga sekitar kawasan tersebut kebanyakan hanya manfaatkan biji dari buah kopi yang matang di pohon, mereka belum mengetahui jika biji kopi yang dimakan luwak lebih mahal dibandingkan dari kopi yang berasal dari buah.  “Biasanya satu tumpuk biji kopi hasil vermentasi hewan luwak beratnya 1 sampai 2 gram. Kalau kering greenbean atau kopi yang belum disangrai bisa mencapai Rp 400.000 perkilogram,” ucapnya. Dalam satu kali musim Sutoyo mengaku  bisa mendapatkan 4 hingga 5 kilo kopi luwak. Dari sisi hasil, kopi luwak, dia mengaku tidak banyak, namun untuk pengembangan wisata kopi, menurutnya sangat membantu memperkenalkan potensi kopi dari Gunung Lawu.” Kita juga mengembangkan kopi Arabika yang tumbuh banyak disini, dimana biji kopi luwak yang tidak terambil ini akan tumbuh menjadi bijit kopi. Sekarang kita kembangkan di lahan seluas 3 hektar,  untuk pengembangan wisata kopi yang kita rencanakan,” katanya. Sambil mengedukasi warga, terkait kelestarian hewan luwak yang saat ini masih banyak diburu warga, Karang taruna Desa Sukowidi juga mulai mengenalkan produk kopi dari berbagai varian termasuk kopi luwak dan kopi bajing seng yang merupakan kopi yang dipilih hewan tupai atau bajing untuk dimakan. Pilihan kopi berkualitas yang kulitnya dimakan tupai tersebut, membuat kopi ini rasanya hampir sama dengan kopi luwak, dan juga mempunyai penggemar sendiri.” Selain kopi luwak kita kembangkan kopi siap saji bajing seng. Bedanya kopi luwak ada proses vermentasi di perut luwak kalau kopi bajeng seng ini kopinya dikumpulkan di bawah pohon kopi. Di kopi tupai ini, tidak ada vermentasi. Tapi kopi yang dimakan tupai ini pasti kopi terbaik juga,” pungkasnya.(Diskominfo / kontrib.skc / fa2 / IKP1) Share this:TwitterFacebook

Berita


”Doa Bersama” untuk Pilkada Yang Lancar, Aman Dan Kondusif

24 November, 2024

Jelang pelaksanaan Pilkada serentak 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magetan, gelar Doa...

Apel Persiapan Pendistribusian Distribusi Logistik Pilkada Serentak Di Jawa Timur

23 November, 2024

Apel ini sebagai penanda bahwa logistik pemilihan umum tahun 2024 telah siap untuk didistribusikan...

Pj. Bupati Magetan bersama Ketua DPRD Magetan, Sambangi Korban Bencana Alam Nguntoronadi

23 November, 2024

Seusai acara Apel Siaga dan Doa bersama Bawaslu Kabupaten Magetan, hari ini Pj. Bupati Nizhamul,...

Jelang Pilkada Serentak 2024, Bawaslu Magetan Gelar Apel Siaga dan Doa Bersama

22 November, 2024

Menjelang masa tenang, pemungutan, dan penghitungan suara pada Pemilihan Serentak 2024, Bawaslu...

PJ BUPATI HADIRI BIMTEK PENDAMPINGAN KORBAN KEKERASAN DAN KONVENSI HAK ANAK

21 November, 2024

Kejadian kekerasan terhadap perempuan dan anak terus terjadi di sekitar kita. Ini bukan hanya...