Kata Nadila, Jadi Petani Milenial, Siapa Takut
29 Mei, 2023
Kata Nadila, Jadi Petani Milenial, Siapa Takut
Nadila Lutqi Wardani, petani milenial berusia 22 tahun asal Desa Bulak, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan didatangi Tim Penilai lomba Pemuda Pelopor Bidang Pangan dari Provinsi Jawa Timur, Senin (29/5/2023).
Sebagai kelanjutan atas lolosnya Nadila sebagai nominator 5 besar dalam lomba tersebut. Adapun prestasinya yakni berhasil mengembangkan sistem pembenihan padi keletek yang menggunakan pekarangan rumah sebagai lokasi tanamnya.
Menurut Nadila, dengan sistem tersebut mampu memangkas biaya dan waktu bila dibanding memakai cara manual di lahan persawahan. Sehingga kini sebagian besar masyarakat Desa Bulak telah beralih ke metode tersebut.
Selain itu, sistem keletek juga telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Pasalnya, banyak warga Desa Bulak yang hingga kini telah melayani pesanan benih baik dari dalam maupun luar daerah.
Penilaian lomba kali ini turut didampingi Camat Bendo, Hermin Supraptiwi, Kepala Desa Bulak, Khoirul Ikhsan serta anggota kelompok tani.
Usai diterima di Balai Desa Bulak, kemudian tim dari provinsi bersama rombongan menuju lokasi tanam milik warga yang juga ikut membudidayakan untuk melakukan penilaian.
Dengan lolosnya menjadi nominator, Nadila berharap potensi Desa Bulak dapat dikenal masyarakat luas. Bahkan lebih jauh para pemuda tidak enggan terjun ke dalam sektor pertanian.
“Saya ingin mengembangkan bahwa Bulak ini punya suatu potensi untuk dapat dikenal masyarakat luas dan juga menarik minat pemuda dalam sektor pertanian,” ujarnya.
Sementara Kepala Desa Bulak, Khoirul Ikhsan, merasa bersyukur dengan lolosnya salah satu pemuda desanya dalam lomba tingkat provinsi.
“Alhamdulillah ini termasuk dalam 5 besar, mudah-mudahan dengan do’anya bisa ke tingkat nasional,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Camat Bendo, Hermin Supraptiwi, mengapresiasi pencapaian petani milenial tersebut. Ia berharap, ke depan dapat memberikan efek multiplayer bagi masyarakat luas.
“Alhamdulillah dengan pemuda pelopor ini bisa mempelopori yang bekerja tidak harus berdasi. Tapi cukup pemberdayaan di desanya dengan menjadi petani-petani yang berhasil,” lanjut mantan Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Magetan ini.(Diskominfo / kontrib.dr / fa2 / IKP1)
Share this:TwitterFacebook