Menilik Makna di Balik Tradisi Megengan di Magetan

3 April, 2022
#SobatKom, sembari menantikan suara beduk dan kumandang adzan Magrib MinKom punya sekilas info Ramadhan untuk kalian.Bicara perihal Ramadhan, pasti ada di antara Sobat yang sehari menjelang datangnya bulan penuh berkah ini, hadir dalam acara selametan. Di Magetan, selametan tersebut lazim dikenal dengan istilah ‘Megengan’.Ternyata, ‘Megengan’ digelar bukan hanya semata-mata untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan saja. ‘Megengan’ merupakan tradisi turun temurun yang mengandung makna lebih dari itu. Agar SobatKom tidak penasaran, yuk simak ulasan berikut!Kata ‘Megengan’ diambil dari bahasa Jawa yang berarti menahan. Acara ini digelar untuk mengingatkan masyarakat akan datangnya bulan Ramadhan, bulan di mana seluruh umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Dalam menjalankannya, umat Islam diminta untuk menahan segala bentuk perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa. Di daerah lain acara ini juga dikenal dengan istilah ‘Nyadran’ atau ‘Ruwahan’.Tidak hanya sebagai peringatan, makna lain di balik acara ‘Megengan’ adalah permohonan maaf bagi sesama. Permohonan maaf disimbolkan dengan kue Apem, sebuah kudapan khas Jawa yang biasa disajikan pada acara-acara adat. Apem dalam acara ‘Megengan’ ternyata memiliki makna tersendiri. Istilah apem diambil dari kata “ngafwan” atau ‘ngafwun’ yang berarti permohonan maaf.Selanjutnya, acara Megengan yang umum dilakukan oleh masyarakat Magetan juga merupakan sebuah wujud rasa syukur karena masih dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Rasa syukur tersebut disimbolkan dengan nasi berkat atau makanan yang dibuat oleh warga, kemudian dibagikan kepada orang-orang yang tinggal disekelilingnya. Berbagi kepada sesama merupakan sebuah bentuk rasa syukur terhadap rejeki yang diberikan oleh Tuhan.Sebelum megengan dilangsungkan, biasanya orang-orang akan terlebih dahulu mendatangi kubur. Mereka akan berdoa dan menaburkan bunga atau yang umum diketahui dengan istilah “nyekar”.Dalam hal ini, “nyekar” tidak hanya merupakan praktik realitas dari sebuah kepercayaan atau keagamaan saja. Istilah ‘Nyekar’ memiliki makna yang lebih dari itu. Agar lebih jelas, nantikan info selanjutnya dari MinKom !(Diskominfo/pb.nin/dok.wra/fa2/IKP1)Share this:TwitterFacebook

Berita


Terhadap Tragedi Kecelakaan Kereta Api, Pj Bupati Berikan Tekankan Beberapa Atensi Khusus Untuk Keselamatan Transportasi Kereta Api

21 Mei, 2025

Dalam penyerahan Santunan Kepada Korban Kecelakaan Kereta Api Stasiun Magetan, Pj. Bupati Magetan,...

Panen Raya Jagung Serentak Tahap II, Gugus Tugas Polri Dukung Ketahanan Pangan.

20 Mei, 2025

Tuju swasembada dan ketahanan pangan, untuk mendukung Asta Cita, seluruh elemen bangsa...

Haru, Keluarga Korban Kecelakaan Kereta Api Terima Santunan Dari Jasa Raharja.

20 Mei, 2025

Tragedi kecelakaan kereta api di perlintasan kereta api Barat pada hari Senin siang kemarin (19/5),...

Cetak Interpreneur Baru, Disnaker Latih Purna PMI

20 Mei, 2025

Lahirkan pengusaha dan lapangan kerja baru, Disnaker gelar Pelatihan Processing Aneka Masakan Untuk...

Dinas Koperasi Magetan Berikan Pelatihan UMKM Binaan Belajar Fotografi Produk

20 Mei, 2025

Kembangkan UMKM Binaan, Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Magetan gelar Pelatihan...