Asosiasi Pengusaha Lempeng Terima Rabat Migor Curah dari Pemkab Magetan
28 Maret, 2022
Pengusaha lempeng mendapat rabat (potongan) harga Rp 1000/kilogram untuk minyak goreng curah. Nilai tersebut sangat berarti untuk pengusaha kerupuk Lempeng. Sebelumnya, pengusaha kerupuk lempeng khas Magetan ini oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan, melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) juga telah diberikan subsidi migor curah murah Rp 11.700/kg.“Walau hanya potongan Rp 1000/kg dari harga normal migor curah Rp 25.000/kg dan di kami pengusaha mikro harga itu jadi Rp 24.000/kg. Kalau penggunaan sehari minimal sebanyak 12 kg, selisihnya lumayan, bisa untuk keperluan lain,”kata Totok, pengusaha kerupuk lempeng merek dagang “Mbah Bayan” ini, Sabtu (26/3).Dikatakan Totok, migor curah murah dengan harga Rp 11.700/kg, yang sebelumnya diberikan Pemkab lewat Disperindag sangat berarti. Walau Operasi Migor Curah Murah hanya digelar sehari, tapi yang diberikan ke pengusaha mikro kerupuk lempeng, sangat berarti. “Saat Operasi Migor Curah Murah, Disperindag beri jatah setiap pengusaha lempeng 40 kg dengan harga Rp 11.700/kg. Dengan bantuan itu pengusaha mikro seperti kami sangat terbantu,”kata Totok, warga Jalan Sadewo, Kelurahan Sukowingun ini.Dijelaskan Totok, walau hanya sehari Operasi Migor Curah Murah Disperindag, pengusaha bisa berhemat hingga 3 – 4 hari. Hal itu dikarenakan kebutuhan setiap pengusaha lempeng tergantung hasil produksinya. Minimal membutuhkan migor 12 kg setiap hari.Totok bersyukur, di saat harga migor curah maupun kemasan melonjak, ada saja pengusaha dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang meminta kiriman kerupuk lempeng mentah sebanyak-banyaknya. Walau mendapat peluang itu, asosiasi pengusaha lempeng Sukowinangun tetep melihat kelancaran transaksinya.”Alhamdulillah. Di tengah gempuran harga migor yang melangit, kami bisa dapat pesanan lempeng mentah itu. Lumayan migor bisa kita hemat penggunaannya,” ujar Totok.Totok menambahkan, kalau kebutuhan migor, minimal butuh migor curah 12 kg. Migor curah sebanyak itu untuk memproduksi 3000 lembar kerupuk lempeng atau empat tenggok (per tenggok 750 lembar). “Setiap tenggok nilainya Rp 265.000 kalau sehari empat tenggok, total Rp 1.060, 000 itu tidak tiap hari. Minimal dua hari sekali,” kata pengusaha lempeng yang juga petani jeruk Pamelo Magetan ini.Diungkapkan Totok, saat harga minyak melonjak dan teman-teman pengusaha lempeng belum sepakat menaikkan harga, produksi mereka seperti kerja bakti. Karena dipotong tukang goreng dan tukang muli (bakalan krupuk lempeng) modal tidak bisa impas.“Semua pengusaha kerupuk lempeng berharap, Disperindag bisa terus mengupayakan migor curah murah sebagai upaya melestarikan kerupuk lempeng khas Magetan, sebagai kuliner warisan leluhur ini,” pungkas Totok.(Diskominfo/kontrib.dn/fa2/IKP1)Share this:TwitterFacebook