Menikmati Tradisi Medang Kopi Liberika di Lereng Tengah Gunung Lawu di Sukowidi

7 Maret, 2022
DISKOMINFO, Magetan – Suatu sore di Desa Sukowodi, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan. Cuaca agak dingin. Maklum saja, di kawasan lereng tengah Gunung Lawu, baru turun hujan.Seorang pemuda anggota Komunitas Pecinta Alam Lawu Tengah (KPALT) membawa baki. Berisi enam gelas kopi sudah diseduh. “Monggo medang mas,” ujar ketua KPALT Sutoyo ditemani Suroto, wakil ketua KPALT.Aroma kopi yang disuguhkan cukup menyengat dan menusuk tajam di hidung. Sutoyo, Suroto dan pemuda Sukowidi yang berkumpul pun mengambil gelas. Meniup dan menyeruputnya.”Ini kopi Liberika. Sensasi aromanya kuat dan tajam. Rasanya juga agak pahit dan lebih kental,” kata Sutoyo kepada wartawan media ini yang ikutan menyeruput kopi.Ditemani sepiring gorengan tempe gembus dan tahu isi plus lombok, kenikmatan yang berbeda menyeruak sore itu. Berulangkali, Sutoyo dan kawan-kawan bersama wartawan media ini, menyeruput kopi seduh Liberika asal lereng tengah Gunung Lawu.Di Desa Sukowidi, saat ini, terdapat sekitar 115 pohon kopi Liberika. Pohonnya sudah tua. Berusia antara 15-20 tahunan. Dan pohonnya juga tinggi-tinggi. “Jumlah pohonnya mungkin lebih dari yang kami data,” papar Sutoyo yang diamini Suroto.Kopi Liberika, di Desa Sukowidi lebih sering disebut kopi Nangka. “Dulu, di sini, ada banyak pohon kopi Liberika. Tapi, ada yang ditebang oleh masyarakat,” tutur dia.Menurut Sutoyo, tradisi medang di Sukowidi amatlah kental. Jika warga ngumpul-ngumpul, pasti suguhannya wedang kopi. “Tradisi medang ini yang kami uri-uri. Medang dengan kopi Liberika dari lereng tengah Gunung Lawu,” ucap Sutoyo.Di Sukowidi, tidak hanya kopi Liberika. Tapi, juga tumbuh jenis Robusta, Arabika dan Exelca. Namun, kopi Nangka atau Liberika menjadi booming.Kemunculan kopi Liberika ini pasca Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Suprawoto menyebut bahwa kopi ini jenis langka. Juga disukai penghobi kopi dan para eksportir kopi di Indonesia. Kopi Liberika adalah tanaman kopi endemik dari Afrika, tepatnya berasal dari bumi Liberia.Saat ini, Komunitas Pecinta Alam Lawu Tengah merintis budidaya sekaligus penjualan kopi Liberika. Baik yang masih dalam bentuk biji maupun yang sudah dideplok. Brand-nya menggunakan nama Ndali Sodo, yang diambilkan dari nama situs sejarah Kendalisodo di Sukowidi.Pasar kopi Liberika dari Sukowidi Paneksn inisudah sampai Taiwan dan sejumlah kota di Nusantara. “Kami optimistis kopi Liberika Sukowidi akan menjadi terkenal. Mudah-mudahan bisa menembus pasar ekspor.”Hari semakin sore. Udara kian dingin. Obrolan pun makin gayeng. Tak terasa segelas kopi Liberika pun tandas. Sepiring gorengan juga hanya tersisa beberapa lomboknya saja. “Inilah nikmatnya tradisi medang di Sukowidi,” aku Sutoyo.(Diskominfo/kontrib.rif/fa2/IKP1)Share this:TwitterFacebook

Berita


”Doa Bersama” untuk Pilkada Yang Lancar, Aman Dan Kondusif

24 November, 2024

Jelang pelaksanaan Pilkada serentak 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Magetan, gelar Doa...

KONI KABUPATEN MAGETAN GELAR MUSORKAB TAHUN 2024

24 November, 2024

SobatKom Pembukaan Musyawarah Olahraga Kabupaten Magetan Tahun 2024 oleh Komite OlahragaNasional...

Apel Persiapan Pendistribusian Distribusi Logistik Pilkada Serentak Di Jawa Timur

23 November, 2024

Apel ini sebagai penanda bahwa logistik pemilihan umum tahun 2024 telah siap untuk didistribusikan...

Pj. Bupati Magetan bersama Ketua DPRD Magetan, Sambangi Korban Bencana Alam Nguntoronadi

23 November, 2024

Seusai acara Apel Siaga dan Doa bersama Bawaslu Kabupaten Magetan, hari ini Pj. Bupati Nizhamul,...

Jelang Pilkada Serentak 2024, Bawaslu Magetan Gelar Apel Siaga dan Doa Bersama

22 November, 2024

Menjelang masa tenang, pemungutan, dan penghitungan suara pada Pemilihan Serentak 2024, Bawaslu...