Gubernur Selain Lihat Potensi Kerajinan Bambu Magetan, Juga Temukan Potensi Kopi Liberika di Lereng Gunung Lawu
18 Februari, 2022
Selain terkenal dengan kerajinan kulitnya, Magetan juga mempunyai potensi kerajinan yang lain. Sumber bahan baku bambu yang melimpah dikabupaten Magetan, memunculkan pula pengrajin kerajinan bambu. Berbagai macam kerajinan bambu dihasilkan oleh para pengrajin di Magetan, seperti caping, tempat buah, dan alat hiasan lampu, asbak, Adalah Suparno ( 73 tahun ), pengajin kerajinan bambu dari desa Ringinagung yang hari ini berkesempatan dikunjungi oleh orang nomor satu di Jawa Timur. Khofifah Indar Parawansa.Setelah melaksanakan pemantauan Vaksin Serentak dan lakukan teleconference dengan Presiden RI, di GOR Ki Mageti, Gubernur Jawa Timur berkesempatan untuk melihat secara langsung pembuatan kerajinan bambu beserta produk-produk jadinya. Dikesempatan ini Khofifah, selain memberi motivasi kepada para pengrajin, juga menunjukkan contoh-contoh kreasi-kreasi bambu yang laku di pasar internasional, seperti di amerika latin, Khofifah berharap pengrajin bisa mengupdate model maupun kwalitas kerajinan bambu sehingga bisa laku dipasar luar negeri, begitu harapan Gubernur Jatim sesaat sebelum menyerahkan bantuan paket kepada para pengrajin yang berada di sanggar kerajinan Pak. Suparno.“Menemu kenali produk-produk dari berbagai daerah di Jawa Timur, untuk memungkinkan untuk kemudian diusulkan untuk menjadi desa devisa, desa devisa ini merupakan program baru dari LPEI ( Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia ), tahun ini Jatim dapat kuota 15 desa, dari pengajuan 20 desa, dari berbagai desa ini diidentifikasi mana yang kemungkinan bisa medapatkan persetujuan untuk bisa dijadikan desa devisa, dimana nanti ferivikasi akan dilakukan dalam dua level, yaitu oleh LPEI Jatim dan LPEI Nasional” ungkap Khofifah.“Selain kerajinan bambu, ada potensi baru yang diketemukan lereng gunung lawu, yaitu kopi lereng Gunung Lawu, dan ini adalah komoditas yang sangat terbatas, yaitu kopi liberika, adalah kebutuhan akan kopi dunia luar biasa tingginya, dan jenis liberika ini sangat kecil ketersediaanya, dan itu ternyata bisa dihasilkan oleh petani dilereng gunung lawu. Terkait desa devisa nanti akan ada pendampingan, Akan didampingi terkait bagaimana packaging produknyanya, pembiayaan sampai kepada akses pasarnya” papar Khofifah.(Diskominfo/pub.to2/dok fa2/fa2/IKP1)Share this:TwitterFacebook