Dinkes Magetan Ajak Warga Waspada DBD, Ini Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegpty Yang Harus Diketahui Masyarakat
28 Januari, 2022
Magetan, Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan mencatat adanya peningkatan kasus DBD selama Bulan Januari 2022 dibandingkan BUlan yang sama pada tahun 2021 lalu. Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan Rohmat Hidayat mengatakan, selama Bulan Januari 2022 tercatat ada 47 kasus demam berdarah, meningkat dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 23 kasus DBD. Meski demikian tidak semua kasus merupakan DBD, namun masih sebagai kasus demam dengue dan tidak ada korban jiwa. “ Ada yang hanya sekedar demam dengue. Ini dilihat nilai labnya ada penurunan trombosit tapi masih diatas 100.000, ini kita sebut demam dengue. Kalau demam berdarah dengue itu ada penurunan trombosit hingga dibawah 100.000, kadar hemoglobinnya meningkat 20 persen termasuk hematokritnya meningkat 20 persen itu jelas demam berdarah dengue atau dhf. Jadi sebagian kasus yang kita tangani demam dengue,” ujarnya ditemui di ruang kerjanya.Rohmat Hidayat menambahkan, dibutuhkan pemahaman warga untuk turut serta dalam pemberantasan sarang nyamuk dan memutus mata rantai perkembangbiakan telur nyamuk. Membersihkan lingkungan dari barang barang yang berpotensi menjadi genangan air saat musim hujan sangat penting, mengingat telur nyamuk aedes aegepty mampu bertahan hingga 6 bulan di tempat kering menunggu hujan turun. “ Sekali bertelur nyamuk itu mampu menghasilkan 600 telur dan telur ini mampu bertahan di tempat yang kering selama 6 bulan. Setelah turun hujan dan terjadi genangan di tempat tersebut, telur akan menetas. Kalau tempat berkembang telur ini tidak diberantas maka akan berkembang nyamuk baru,” imbuhnya.Darah manusia untuk berkembang biak telur.Rohmat Hidayat juga mengingatkan pentingnya pemahaman masyarakat terkait siklus hidup nyamuk aedes aegepty dimana untuk bisa bertelur dia membutuhkan darah manusia. Darah manusia yang memiliki kolesterol tinggi akan meningkatkan kualitas telur dari nyamuk aedes aegepty. Melalui gigitan pada orang, nyamuk akan menyebarkan virus demam berdarah dengue yang didapat dari darah orang yang terserang DBD. “ Setelah nyamuk kawin, yang jantan mati. Yang betina untuk mematangkan telur yang ada ditubuhnya dia membutuhkan darah manusia. Dia butuh darah manusia bukan darah hewan. Semakin tinggi kolesterol pada darah yang disedot, kualitas telur yang dihasilkan akan semakin baik dan banyak. Ketika dia menggigit manusia yang terkena demam berdarah maka virusnya akan tersedot oleh nyamuk. Ketika dia menggigit orang lain itu akan tertular virus DB itu. Yang menularlan DB itu nyamuk itu,” katanya.Untuk memberantas sarang nyamuk aedes aegepty dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam membersihkan lingkungan dari potensi genangan air hujan dan lokasi yang kotor tempat bersembunyi nyamuk dewasa. Setidaknya warga harus gotong royong membersihkan lingkungan satu bulan 2 kali. Upaya pemberantasan nyamuk dewasa dengan cara fogging tidak akan maksimal jika warga tidak terlibat dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk. “Foging itu hanya membunuh nyamuk dewasa, asapnya hilag besok telur yang ada di genangan air akan menjadi nyamuk dewasa. Percuma kalau tidak dibarengi dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk. Ini terbukti kasus di beberapa wilayah setelah difoging kasusnya tetap ada. Masyarakat harus benar benar sadar dan mau membersihkan lingkungannya minimal 10 atau 14 hari sekali. Kalau sarang nyamuk atau genangan air tidak diberantas besok akan muncul lagi nyamuk dari telur yang menetas,” ucapnya. (Diskominfo/kontrib:rif/fa2/IKP1)Share this:TwitterFacebook